Dialog Eyang & Cucu

Eps. 11 | Misteri Lailatul Qodar


CUCU

Mbah … Ramadhan ini aku harus dapat Lalatul qadr. Aku sudah tahu tanda-tandanya.

MBAH

Hmmm….

CUCU

Pokoknya… malam itu suasananya hening… damai, daun-daun tidak bergerak, binatang semua diam, angin tidak berhembus, dan langit indaaah sekali.

MBAH

Hmmm…

CUCU

Mbah… koq cuma hmmm saja tho…??!?

MBAH

Hmmm… Jadi nanti… di malam-malam terakhir bulan Ramadhan kamu akan terus membuka jendela… memeriksa apakah tanda-tanda itu sudah datang?

CUCU

Betul sekali, Mbah.
Kali ini aku tidak mungkin meleset seperti tahun kemarin.

MBAH

Cucuku... Lailatul Qadr itu ibarat tamu berkunjung ke suatu kota, ia tidak mungkin berkunjung ke semua rumah, Ngger…

CUCU

!??@#$/?? Lha… yang dikunjungi rumah siapa, Mbah?

MBAH

Yang jelas… orang yang sudah menyiapkan diri sejak awal bulan Ramadhan, orang yang selalu sibuk dengan aib-aib dirinya sendiri, orang yang selalu menjaga hatinya seperti ia menjaga matanya dari debu-debu dengki, iri hati, sombong, merasa paling benar, merasa paling ini… paling itu… Orang ini punya kesempatan besar untuk meraih malam yang lebih mulia dari 1000 bulan.

CUCU

Hmmm… Kalau begitu… saya tidak perlu setiap saat membuka jendela, memeriksa daun, angin…

MBAH

Ngapain kamu melakukan itu?!? Coba pikirkan… kalau orang yang hatinya bersih… lembut, mendapatkan malam Lailatul Qadr… malam yang beeegitu mulia, kira-kira dia bisa merasakan atau tidak…?

CUCU

Mestinya bisa ya, Mbah…?!

MBAH

Kira-kira apa yang ia rasakan?

CUCU

Ketenangan… kedamaian… Betul, Mbah? Orang tersebut akan merasakan kedamaian yang luaaaaar biasa.

MBAH

Hmmm… orang tersebut kedudukannya akan melesat tinggi di sisi Allah dan merasakan banyak hal yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

CUCU

Boleh jadi dia juga merasakan suasana yang mengharukan ya, Mbah? Air matanya menetes… dia merasa malu menyadari amalnya yang masih banyak kekurangan, tapi Allah selalu memperlakukannya dengan kemurahan dan kebaikan.

MBAH

Hmmm… Bisa jadi demikian. Apa lagi yang mungkin ia rasakan?

CUCU

Dia merasakan kebahagiaan yang meluap-luap, dia merasa tidak ada beban yang memberatinya, tubuhnya terasa ringan… ringaaan sekali… dia serasa terbang… Kata gaulnya Fly…

MBAH

Hmmm… Percuma diceritakan. Rasakan sendiri aja…

CUCU

Gitu Mbah ya…? Satu pertanyaan lagi…

MBAH

Wis… kamu tidur dulu ya sayaaang… Mbah, mau ngopi.


Artikel Lainnya

Eps. 13 | Gangguan Makhluk Halus (2)

Manusia yang berhati baik akan menarik banyak hal baik, yang berhati busuk akan menarik hal-hal yang busuk juga. Jadi kalau kita mau kehidupan yang lebih baik, kita harus lebih dahulu berubah menjadi lebih baik...

Eps. 12 | Gangguan Makhluk Halus (1)

Makhluk halus itu ada di setiap sudut rumah. Kalau penghuni rumahnya saleh, maka jin yang tinggal di situ juga jin yang saleh, bahkan di antara mereka ada yang selalu beribadah kepada Allah...

Eps. 10 | Jati Diri Manusia (3) | Manusia Bukan Apa-Apa

Kasih sayang Allah kepada kita seperti jagat raya. Meski kita ini sangat kecil dan hina tapi Allah masih mau menyapa kita dengan santun...

Eps. 09 | Jati Diri Manusia (2) - Manusia Tidak Bisa Apa-Apa

Setiap orang punya cita-cita dan keinginan. Bagaimana menyelaraskan keinginanmu dengan keinginan Allah...

Eps. 08 | Jati Diri Manusia (1) - Manusia Tidak Punya Apa-Apa

Semua itu hanya titipan. Janganlah bersedih atas sesuatu. Akan Allah gantikan dengan yang lebih baik...

Eps. 07 | Hati Yang Ingat Dan Syukur

Ingat dan keluh kesah kepada manusia sering membuat kita semakin susah, dan memancing datangnya musibah...

Bagaimana reaksimu setelah membaca artikel ini?